Kamis, 07 Maret 2013

Mengejar Mimpi


Di sebuah desa yang sangat tepelosok jauh dari terang benderangnya pencahayaan. Hiduplah sekeluarga yang sangat sederhana,yang mana karena keterbatasannya konsumsi. Di dalam keluarga tersebut terdapat seorang anak laki-laki yang sangat hobi sekali bermain Sepak Bola. Anak laki-laki yang terlahir dalam keterbatasan penghasilan tersebut bernama Irfan Bachtiar. Irfan sapaan akrabnya, sudah memulai bermain Sepak Bola semenjak di usia 7 tahun. Walaupun ia terlahir dari keluarga yang kurang mampu, irfan pun tetap semangat tuk mengejar mimpinya yakni Menjadi pemain Sepak Bola Profesional yang dapat mengharumkan nama Desa kelahirannya dan juga Bangsa Indonesia.
Pada suatu ketika, Irfan yang sedang berjalan menelusuri perkampungan untuk menuju Lapangan Sepak Bola yang lokasinya lumayan jauh dari tempat tinggalnya dan seketika itu pula ia bertemu dengan temannya yang memiliki kepribadian sombong yang bernama Aril Lubis. Lalu Aril pun berkata :  "Oi Irfan", dengan suara lantangnya. Lalu aku menjawab dengan nada yang lembut. Dari pikirannya saja aku sudah tahu kalau ia akan mengejek penampilanku yang usang dan sepatu bolaku yang sudah tak layak dipakai. Akan tetapi dengan sabar aku melaluinya tanpa sepatah kata yang ku keluarkan untuknya. Dengan nada agak marah, ia menantangku dengan berkata ,"Fan, ayok kita berduel di lapangan hijau nanti sore dan bagi yang kalah kita akan sepakati untuk tidak lagi dapat bermain di lapangan ini. Dan dengan bijaksananya aku menyetujui kesepakatan tersebut.
Siang pun berganti menjadi sore,dan tibalah Pertandingan antara Tim "Garda Fc" yang aku pimpin sebagai kapten tim melawan Tim Panix Fc yang dipimpin oleh Aril Lubis sebagai kapten tim. Peluit pun dibunyikan yang menandakan pertandingan pun dimulai. Diriku pun merasa yakin bahwa tim kami dengan tekad baja akan memenangkan pertandingan ini, dan karena keasyikkan menyerang kami malah kebobolan dengan 2 gol yang diciptakan tim lawan hingga berakhirlah skor babak pertama dengan keunggulan 2-0 bagi Tim Panix. Peluit babak kedua pun dibunyikan dan dengan penguasaan bola yang sangat baik kami pun berhasil memperkecil kedudukan menjadi 2-1. Tim kami lagi-lagi dapat mencetak gol penyeimbang berkat team work yang sangat baik. Permainan pun semakin lama menjadi seru, tak sedikit pun banyak pelanggaran yang dilakukan oleh Tim lawan dan dapat menjadi keuntungan bagi kami. Bermula dari pelanggaran keras yang dilakukan Aril di area kotak penalti, aku pun ditunjuk sebagai pengeksekusi tendangan bebas tersebut. Dan dengan keahlian dan ketenangan aku pun berhasil mencetak GOL kemenangan bagi Tim Garda Fc. Dan dengan berbunyinya peluit oleh Sang Pengadil Lapangan dengan kemenangan yang berhak melekat  kepada kami dengan skor 3-2.
Aril Lubis yang tertunduk lesu berpaling menuju kami dan ia berkata, "fan, Selamat atas kemenangan yang telah kalian raih dan teruslah pertahankan".  Aku pun menjawab ,"Terima kasih, sobat. Dan ku harap kalian juga dapat seperti kami dan janganlah berputus asa untuk menggapai mimpimu". Dan ia pun berlalu meninggalkan kami,dengan pengalaman tersebut diriku yakin-seyakinnya untuk menggapai mimpiku menjadi Pemain Bola yang Profesional.
Dan tibalah hari-hari yang ku tunggu-tunggu tepatnya desa kami mengadakan sebuah event mencari Bakat untuk diseleksi menuju Timnas Indonesia U-16 yang akan diberangkatkan ke kota tempat pemain sepak bola bintang berada. Hatiku merasa gugup dan deg-degan apabila gagal dalam seleksi tersebut dan tibalah nomor urutku dipanggil oleh para juri,dengan keinginanku dan tekad kuatku diriku menunjukkan gerak-gerik lincah dan skill menawan. Setelah semua peserta selesai menunjukkan atraksinya,para Juri pun mulai mengumumkan siapa-siapa saja yang berhak lolos seleksi Timnas. Dengan rasa syukur yang berlimpah dan dengan tekad yang kuat diriku berhasil lolos masuk Timnas , dalam hatiku mengucap syukur yang ku haturkan kepada Tuhan seraya berkata,"Terima kasih Tuhan atas berkat Rahmat dan kerja keras yang telah kulalui sehingga diriku dapat masuk Timnas U-16". Banyak diantara teman dan sanak keluarga yang mengucap Selamat atas semua yang telah kuraih, akan tetapi aku masih merasa sedih apabila teman seperjuanganku yang dulunya sering menyakiti perasaanku tidak dapat Lolos Seleksi. Lalu, aku menghampirinya dengan mengucap sepatah kata yakni : "Jangan menyerah, jangan menyerah, angan menyerah dan tetaplah semangan menjalani semua ini"...
Ketika diriku sudah siap untuk diberangkatkan ke kota Jakarta, aku merasa yakin dan sudah ku tanamkan tekad bulat untuk tidak mengecewain kedua orangtuaku dan teman-teman seperjuanganku demi menggapai sebuah mimpi yang telah lama ingin kucapai. Hari demi hari yang ku tempuh selama perjalanan menuju kota Metropolitan merupakan pengalaman yang bisa kubilang menarik karena selama di perjalanan tak sedikitpun banyak yang bercanda-gurau antara satu dengan lainnya untuk menghilangkan rasa letih dan capek. Sesampainya di kota Jakarta yang penuh dengan keramaian tersebut kami seketika pun langsung bergegas menuju tempat penginapan yang lokasinya sangat strategis dan juga tidak adanya polusi udara.Setelah kami bersiap-siap kami pun langsung bergegas menuju lokasi dimana tempat kami akan dibimbing dan dibina selama 7 hari yaitu di Training Football Center. Disana sangat banyak sekali pengalaman yang ku ambil karena para pembinanya sangat ramah dan tegas dalam pemberian materi.Setelah kami semua selesai latihan,kami semua dikumpulkan di tengah lapangan tersebut untuk diberi arahan untuk menghadapi sebuah Pertandingan Internasional yang perdana bagi diriku antara Indonesia U-16 vs Vietnam U-16 yang akan dilaksanakan Sabtu besok. Mendengar,kabar tersebut hatiku merasa sangat senang dan bersyukur sekali. Di dalam hatiku berkecamuk keinginan untuk membawa Timnas U-16 menjadi pemenang,dan demi keinginan kuatku tanpa kenal lelah sedikitpun diriku merasa siap menjalani laga perdana ku tersebut dengan semangat juang 45' yang ku tanamkan.
Akhirnya,hari yang ku tunggu-tunggu pun tiba tepatnya hari Sabtu yang mana kami akan melakoni laga Internasional melawan Timnas Vietnam U-16 yang memiliki passing dan ball control yang sangat bagus. Masih terbayang-bayang dibenakku apabila diriku tidak dapat membawa Timnas Indonesia U-16 menjadi juara. Aku pun mulai berfikir sejenak di dalam hati untuk tidak mudah goyah dan pantang menyerah. Karena demi menggapai mimpiku yakni Menjadi Pemain Bola hebat demi Bangsa yang ku cintai yakni Bangsa Indonesia. Kami pun mulai memasuki ruang ganti untuk menyusun strategi jitu demi mematahkan serangan-serangan tim lawan, dan coach kami yang bernama Muslim atau yang biasa dipanggil Coach Ulim ini memang memiliki kepribadian tenang dan tegas. Beliau mulai menulis siapa saja yang akan menjadi Starter utama dalam pertandingan tersebut. Dan kali ini, namaku tidak tertulis dalam Starter utama melainkan cadangan. Walaupun begitu, diriku yakin bahwa semua yang disusun oleh Coach Ulim adalah yang terbaik.
Petugas pertandingan pun langsung bergegas menyuruh kami untuk segera menuju lapangan pertandingan dan aku kali ini berada di tempat duduk cadangan. Peluit babak pertama pun dimulai, dengan passing yang sangat baik sehingga tim kami sempat kewalahan menghadapinya dan untung saja kami memiliki Kiper hebat yaitu bernama Ucok. Ucok pun banyak mendapat sanjungan dari pelatih berkat penampilan apik yang dilakukannya, sehingga berakhirlah babak pertama dengan skor 0-0 bagi kedua tim. Ketika Coach Ulim menyusun strategi jitu untuk babak kedua ini mulailah sang coach memasukkan nama ku menjadi starter untuk babak kedua. Seraya dia berkata, "irfan kamu di babak kedua nanti masuk menjadi Striker menggantikan Rifal yang permainannya kurang bagus". Dan dengan wajah yang percaya diri angakupun mengedipkan mata dengan PD nya kepada Coach.
Babak kedua pun dimulai,banyak penyerangan yang terjadi diantara 2 kubu. Akan tetapi, dewi fortuna berkata lain dan sehingga tim kami kebobolan terlebih dahulu oleh Sang Striker yang berpostur kekar dari Tim Vietnam U-16 yang bernama Jong-Hun tersebut. Dengan semangat juang 45' kami tim indonesia mendapat tendangan penalti yang diberikan wasit kepada kami karena Tim lawan melakukan pelanggaran. Aku yang ditunjuk sebagai pengeksekusi penalti berhasil menjebol gawang kiper lawan dengan tendangan keras yang berada di sisi pojok gawang yang tidak dapat di-block kiper Vietnam. Papan skor pun berubah menjadi sama kuat yaitu 1-1, dan ketika waktu telah menunjukkan babak injury time hatiku merasa takut sekali dan seraya hatiku mengatakan ,"jangan menyerah irfan, karena kau terlahir untuk menjadi bintang sepak bola indonesia dan berjuanglah demi Bangsamu, Desamu, Keluargamu, dan Teman seperjuanganmu sehingga kau dapat berada di Timnas U-16 yang sangat engkau impikan. Dan seketika itu pula, aku merasa mendapat kekuatan dari dalam diriku ini yang mana ketika diriku berlari menuju sudut pojok gawang tim lawan aku lalu mengangkat tangan supaya ada yang dapat menyodorkan bola kepadaku melalui umpan silang. Dan yang kuharapkan pun datang,bermula dari kerja sama apik antara Rido dan Guntur yang mengecoh pemain Vietnam lalu si Guntur menyodorkan umpan crossing silang yang sangat brilliant dan aku pun langsung melompat untuk melakukan tendangan salto menuju ke sudut jauh pojok gawang. Dan yang terjadi adalah sebuah GOOOOOL kemenangan yang memihak kepada kami, dan seketika aku melakukan selebrasi seketika itu pula Sang Pengadil lapangan meniup peluit untuk menandakan bahwa pertandingan telah usai.
Banyak sanjungan dan pujian yang kuterima dari para teman-teman Timnasku dan juga pujian dari Sang Coach yang mempercayaiku menjadi starter di babak kedua sehingga akupun berhasil melesat 2 gol kemenangan bagi Tim Indonesia U-16. Seraya kemenangan tersebut, di dalam hatiku berkata bahwa tugas dan impianku menjadi Pemain Bola Profesional telah terkabul dan kurasa saatnya diriku melangkah ke jenjang selanjutnya yaitu menjelajahi Eropa demi melanjutkan cita-cita dan keinginanku terbang lebih tinggi lagi bersama Kepakan Sang Garuda yang melekat di nasionalisme jiwa dan ragaku......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar