Di sebuah desa yang sangat tepelosok jauh dari terang benderangnya
pencahayaan. Hiduplah sekeluarga yang sangat sederhana,yang mana karena
keterbatasannya konsumsi. Di dalam keluarga tersebut terdapat seorang anak
laki-laki yang sangat hobi sekali bermain Sepak Bola. Anak laki-laki yang
terlahir dalam keterbatasan penghasilan tersebut bernama Irfan Bachtiar. Irfan
sapaan akrabnya, sudah memulai bermain Sepak Bola semenjak di usia 7 tahun. Walaupun
ia terlahir dari keluarga yang kurang mampu, irfan pun tetap semangat tuk
mengejar mimpinya yakni Menjadi pemain Sepak Bola Profesional yang dapat
mengharumkan nama Desa kelahirannya dan juga Bangsa Indonesia.
Pada suatu ketika, Irfan yang sedang berjalan menelusuri perkampungan
untuk menuju Lapangan Sepak Bola yang lokasinya lumayan jauh dari tempat
tinggalnya dan seketika itu pula ia bertemu dengan temannya yang memiliki
kepribadian sombong yang bernama Aril Lubis. Lalu Aril pun berkata : "Oi Irfan", dengan suara
lantangnya. Lalu aku menjawab dengan nada yang lembut. Dari pikirannya saja aku
sudah tahu kalau ia akan mengejek penampilanku yang usang dan sepatu bolaku
yang sudah tak layak dipakai. Akan tetapi dengan sabar aku melaluinya tanpa
sepatah kata yang ku keluarkan untuknya. Dengan nada agak marah, ia menantangku
dengan berkata ,"Fan, ayok kita berduel di lapangan hijau nanti sore dan
bagi yang kalah kita akan sepakati untuk tidak lagi dapat bermain di lapangan
ini. Dan dengan bijaksananya aku menyetujui kesepakatan tersebut.
Siang pun berganti menjadi sore,dan tibalah Pertandingan antara Tim
"Garda Fc" yang aku pimpin sebagai kapten tim melawan Tim Panix Fc
yang dipimpin oleh Aril Lubis sebagai kapten tim. Peluit pun dibunyikan yang
menandakan pertandingan pun dimulai. Diriku pun merasa yakin bahwa tim kami
dengan tekad baja akan memenangkan pertandingan ini, dan karena keasyikkan
menyerang kami malah kebobolan dengan 2 gol yang diciptakan tim lawan hingga
berakhirlah skor babak pertama dengan keunggulan 2-0 bagi Tim Panix. Peluit
babak kedua pun dibunyikan dan dengan penguasaan bola yang sangat baik kami pun
berhasil memperkecil kedudukan menjadi 2-1. Tim kami lagi-lagi dapat mencetak
gol penyeimbang berkat team work yang
sangat baik. Permainan pun semakin lama menjadi seru, tak sedikit pun banyak
pelanggaran yang dilakukan oleh Tim lawan dan dapat menjadi keuntungan bagi
kami. Bermula dari pelanggaran keras yang dilakukan Aril di area kotak penalti,
aku pun ditunjuk sebagai pengeksekusi tendangan bebas tersebut. Dan dengan
keahlian dan ketenangan aku pun berhasil mencetak GOL kemenangan bagi Tim Garda
Fc. Dan dengan berbunyinya peluit oleh Sang Pengadil Lapangan dengan kemenangan
yang berhak melekat kepada kami dengan
skor 3-2.
Aril Lubis yang tertunduk lesu berpaling menuju kami dan ia berkata,
"fan, Selamat atas kemenangan yang telah kalian raih dan teruslah
pertahankan". Aku pun menjawab
,"Terima kasih, sobat. Dan ku harap kalian juga dapat seperti kami dan
janganlah berputus asa untuk menggapai mimpimu". Dan ia pun berlalu
meninggalkan kami,dengan pengalaman tersebut diriku yakin-seyakinnya untuk
menggapai mimpiku menjadi Pemain Bola yang Profesional.
Dan tibalah hari-hari yang ku tunggu-tunggu tepatnya desa kami mengadakan
sebuah event mencari Bakat untuk
diseleksi menuju Timnas Indonesia U-16 yang akan diberangkatkan ke kota tempat
pemain sepak bola bintang berada. Hatiku merasa gugup dan deg-degan apabila
gagal dalam seleksi tersebut dan tibalah nomor urutku dipanggil oleh para
juri,dengan keinginanku dan tekad kuatku diriku menunjukkan gerak-gerik lincah
dan skill menawan. Setelah semua
peserta selesai menunjukkan atraksinya,para Juri pun mulai mengumumkan
siapa-siapa saja yang berhak lolos seleksi Timnas. Dengan rasa syukur yang
berlimpah dan dengan tekad yang kuat diriku berhasil lolos masuk Timnas , dalam
hatiku mengucap syukur yang ku haturkan kepada Tuhan seraya
berkata,"Terima kasih Tuhan atas berkat Rahmat dan kerja keras yang telah
kulalui sehingga diriku dapat masuk Timnas U-16". Banyak diantara teman
dan sanak keluarga yang mengucap Selamat atas semua yang telah kuraih, akan
tetapi aku masih merasa sedih apabila teman seperjuanganku yang dulunya sering
menyakiti perasaanku tidak dapat Lolos Seleksi. Lalu, aku menghampirinya dengan
mengucap sepatah kata yakni : "Jangan menyerah, jangan menyerah, angan
menyerah dan tetaplah semangan menjalani semua ini"...
Ketika diriku sudah siap untuk diberangkatkan ke kota Jakarta, aku merasa
yakin dan sudah ku tanamkan tekad bulat untuk tidak mengecewain kedua
orangtuaku dan teman-teman seperjuanganku demi menggapai sebuah mimpi yang
telah lama ingin kucapai. Hari demi hari yang ku tempuh selama perjalanan
menuju kota Metropolitan merupakan pengalaman yang bisa kubilang menarik karena
selama di perjalanan tak sedikitpun banyak yang bercanda-gurau antara satu
dengan lainnya untuk menghilangkan rasa letih dan capek. Sesampainya di kota
Jakarta yang penuh dengan keramaian tersebut kami seketika pun langsung
bergegas menuju tempat penginapan yang lokasinya sangat strategis dan juga
tidak adanya polusi udara.Setelah kami bersiap-siap kami pun langsung bergegas
menuju lokasi dimana tempat kami akan dibimbing dan dibina selama 7 hari yaitu
di Training Football Center. Disana
sangat banyak sekali pengalaman yang ku ambil karena para pembinanya sangat
ramah dan tegas dalam pemberian materi.Setelah kami semua selesai latihan,kami
semua dikumpulkan di tengah lapangan tersebut untuk diberi arahan untuk
menghadapi sebuah Pertandingan Internasional yang perdana bagi diriku antara
Indonesia U-16 vs Vietnam U-16 yang akan dilaksanakan Sabtu besok. Mendengar,kabar
tersebut hatiku merasa sangat senang dan bersyukur sekali. Di dalam hatiku
berkecamuk keinginan untuk membawa Timnas U-16 menjadi pemenang,dan demi
keinginan kuatku tanpa kenal lelah sedikitpun diriku merasa siap menjalani laga
perdana ku tersebut dengan semangat juang 45' yang ku tanamkan.
Akhirnya,hari yang ku tunggu-tunggu pun tiba tepatnya hari Sabtu yang
mana kami akan melakoni laga Internasional melawan Timnas Vietnam U-16 yang
memiliki passing dan ball control yang sangat bagus. Masih
terbayang-bayang dibenakku apabila diriku tidak dapat membawa Timnas Indonesia
U-16 menjadi juara. Aku pun mulai berfikir sejenak di dalam hati untuk tidak
mudah goyah dan pantang menyerah. Karena demi menggapai mimpiku yakni Menjadi
Pemain Bola hebat demi Bangsa yang ku cintai yakni Bangsa Indonesia. Kami pun
mulai memasuki ruang ganti untuk menyusun strategi jitu demi mematahkan
serangan-serangan tim lawan, dan coach kami yang bernama Muslim atau yang biasa
dipanggil Coach Ulim ini memang memiliki kepribadian tenang dan tegas. Beliau
mulai menulis siapa saja yang akan menjadi Starter utama dalam pertandingan tersebut.
Dan kali ini, namaku tidak tertulis dalam Starter utama melainkan cadangan. Walaupun
begitu, diriku yakin bahwa semua yang disusun oleh Coach Ulim adalah yang
terbaik.
Petugas pertandingan pun langsung bergegas menyuruh kami untuk segera
menuju lapangan pertandingan dan aku kali ini berada di tempat duduk cadangan. Peluit
babak pertama pun dimulai, dengan passing
yang sangat baik sehingga tim kami sempat kewalahan menghadapinya dan untung
saja kami memiliki Kiper hebat yaitu bernama Ucok. Ucok pun banyak mendapat
sanjungan dari pelatih berkat penampilan apik yang dilakukannya, sehingga
berakhirlah babak pertama dengan skor 0-0 bagi kedua tim. Ketika Coach Ulim
menyusun strategi jitu untuk babak kedua ini mulailah sang coach memasukkan
nama ku menjadi starter untuk babak kedua. Seraya dia berkata, "irfan kamu
di babak kedua nanti masuk menjadi Striker menggantikan Rifal yang permainannya
kurang bagus". Dan dengan wajah yang percaya diri angakupun mengedipkan
mata dengan PD nya kepada Coach.
Babak kedua pun dimulai,banyak penyerangan yang terjadi diantara 2 kubu. Akan
tetapi, dewi fortuna berkata lain dan sehingga tim kami kebobolan terlebih
dahulu oleh Sang Striker yang berpostur kekar dari Tim Vietnam U-16 yang
bernama Jong-Hun tersebut. Dengan semangat juang 45' kami tim indonesia
mendapat tendangan penalti yang diberikan wasit kepada kami karena Tim lawan
melakukan pelanggaran. Aku yang ditunjuk sebagai pengeksekusi penalti berhasil
menjebol gawang kiper lawan dengan tendangan keras yang berada di sisi pojok
gawang yang tidak dapat di-block
kiper Vietnam. Papan skor pun berubah menjadi sama kuat yaitu 1-1, dan ketika
waktu telah menunjukkan babak injury time
hatiku merasa takut sekali dan seraya hatiku mengatakan ,"jangan
menyerah irfan, karena kau terlahir untuk menjadi bintang sepak bola indonesia
dan berjuanglah demi Bangsamu, Desamu, Keluargamu, dan Teman seperjuanganmu
sehingga kau dapat berada di Timnas U-16 yang sangat engkau impikan. Dan
seketika itu pula, aku merasa mendapat kekuatan dari dalam diriku ini yang mana
ketika diriku berlari menuju sudut pojok gawang tim lawan aku lalu mengangkat
tangan supaya ada yang dapat menyodorkan bola kepadaku melalui umpan silang. Dan
yang kuharapkan pun datang,bermula dari kerja sama apik antara Rido dan Guntur
yang mengecoh pemain Vietnam lalu si Guntur menyodorkan umpan crossing silang yang sangat brilliant dan aku pun langsung melompat
untuk melakukan tendangan salto menuju ke sudut jauh pojok gawang. Dan yang
terjadi adalah sebuah GOOOOOL kemenangan yang memihak kepada kami, dan seketika
aku melakukan selebrasi seketika itu pula Sang Pengadil lapangan meniup peluit
untuk menandakan bahwa pertandingan telah usai.
Banyak sanjungan dan pujian yang kuterima dari para teman-teman Timnasku
dan juga pujian dari Sang Coach yang mempercayaiku menjadi starter di babak
kedua sehingga akupun berhasil melesat 2 gol kemenangan bagi Tim Indonesia
U-16. Seraya kemenangan tersebut, di dalam hatiku berkata bahwa tugas dan
impianku menjadi Pemain Bola Profesional telah terkabul dan kurasa saatnya
diriku melangkah ke jenjang selanjutnya yaitu menjelajahi Eropa demi
melanjutkan cita-cita dan keinginanku terbang lebih tinggi lagi bersama Kepakan
Sang Garuda yang melekat di nasionalisme jiwa dan ragaku......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar